BPS atau Badan Pusat Statistik Indonesia telah mengumumkan neraca perdagangan surplus di Juni 2021 telah mencapai 1,32 miliar dollar AS. Hal ini merupakan pertanda baik, karena ekonomi akan segera pulih.
Apa itu Neraca Perdagangan?
Berdasarkan ilmu ekonomi, neraca perdagangan dapat diartikan sebagai nilai selisih yang ada antara nilai transaksi ekspor dan nilai transaksi impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu, neraca perdagangan ini juga dapat diartikan sebagai perbandingan nilai ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu satu tahun. Biasanya, neraca perdagangan dinyatakan dalam mata uang tertentu yang telah disepakati bersama sesuai dengan serikat ekonominya.
Jenis Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan Defisit
Suatu negara dikatakan neraca perdagangannya defisit adalah saat nilai transaksi ekspornya jauh lebih kecil daripada nilai transaksi impornya.
Biasanya, keadaan ini masuk dalam kategori tidak menguntungkan bagi para negara berkembang. Karena, biaya yang mereka keluarkan untuk melakukan impor lebih besar daripada saat melakukan ekspor.
Neraca Perdagangan Seimbang
Sesuai dengan namanya, keadaan ini akan terjadi saat nilai transaksi impor dan ekspor seimbang. Dengan begitu, maka pemerintah pada negara yang mengalami neraca perdagangan seimbang ini tidak merugi.
Neraca Perdagangan Surplus
Sedangkan, neraca perdagangan surplus ini adalah keadaan di mana nilai ekspor jauh lebih tinggi daripada nilai impornya dalam suatu waktu tertentu. Tentunya, keadaan ini sangat menguntung negara yang mengalaminya, karena pendapat yang dihasilkan akan lebih besar.
Apa itu Surplus?
Surplus adalah istilah dalam akuntansi yang memiliki arti jumlah pemasukan lebih besar ketimbang pengeluaran. Istilah ini sering pemerintah gunakan untuk menggambarkan perekonomian negara.
Salah satu alasan keadaan surplus bisa muncul adalah karena nilai ekspor yang terjadi dalam satu bulan lebih tinggi daripada nilai impor. Hal ini jugalah yang terjadi pada bulan Juni 2021.
Neraca Perdagangan Surplus di Bulan Juni 2021
Menurut laporan Badan Pusat Statistik atau BPS, pada bulan Juni 2021 ini, nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan daripada nilai ekspor. Sehingga, surplus pun terjadi pada bulan kelahiran Pancasila ini.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, pada bulan Juni 2021, nilai ekspor Indonesia telah mencapai 18,55 miliar dollar AS, sedangkan nilai impor Indonesia hanya mencapai 17,23 miliar dollar AS.
Perbedaan nilai impor pada bulan Juni 2021 yang lebih tinggi daripada nilai impor bulan Juni 2021 inilah yang menyebabkan Indonesia mengalami surplus dan tanda-tanda kebangkitan ekonomi.
Walaupun nilai impor pada bulan Juni 2021 ini terbilang lebih rendah daripada surplus bulan Mei yang mencapai 2,7 miliar dollar AS. Namun, jika Anda bandingkan dengan neraca dagang bulan Juni 2021 yang hanya 1,2 miliar dollar AS, neraca dagang ini mengalami peningkatan. Bahkan, jika dilakukan akumulasi atas neraca perdagangan surplus, maka nilai impornya akan tinggi yaitu, mencapai 11,86 miliar dollar AS.
Konsistensi Surplus Neraca Perdagangan pada Berbagai Sektor
Kondisi neraca perdagangan surplus pada bulan Juni 2021 tidak lepas dari peningkatan yang terjadi dalam sektor ekspor maupun impor. Peningkatan pada nilai transaksi ekspor dan impor ini memang mengalami peningkatan yang baik secara bulanan maupun tahunan.
Walaupun Indonesia masih dalam keadaan pandemi korona, namun performa neraca perdagangan Indonesia yang mencapai surplus sangat membanggakan.
Ternyata, keadaan neraca perdagangan surplus ini telah terjadi selama 14 bulan terakhir sejak bulan Mei 2020. Bahkan, surplus pada tahun 2020 telah memecahkan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan pencapaian sebesar 21,62 miliar dollar US.
Sebenarnya, kondisi surplus ini terjadi karena kesuksesan beberapa komoditas andalan Indonesia dalam ekspansinya ke luar negeri. Oleh karena itu, untuk menjaga kondisi surplus tetap stabil, Anda perlu menjaga beberapa faktor kunci untuk bisa membuat neraca perdagangan tetap surplus.
Faktor kunci yang harus Anda pertahankan untuk mempertahankan neraca perdagangan surplus adalah pertumbuhan permintaan global, khususnya pada pasar utama yang stabil serta memperhatikan peran dan fungsi perwakilan perdagangan (Perwadag) dalam mendorong peningkatan ekspor.
Dengan mempertahankan kedua hal tersebut dan merencanakan strategi untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan impor. Maka, neraca perdagangan surplus bukanlah sekedar impian belaka.
Nilai Ekspor dan Impor yang Baik dalam Sektor Nonmigas
Keadaan surplus pada neraca perdagangan tak terjadi tanpa bantuan komoditas Indonesia yang penjualannya stabil. Komoditas yang membawa ke dalam neraca surplus adalah komoditas nonmigas.
Surplus nonmigas di antaranya adalah bahan bakar mineral, besi dan baja serta lemak dan minyak hewan. Permintaan ekspor ketiga produk tersebut yang mendorong tingginya nilai ekspor dalam negeri.
Selain peningkatan permintaan komoditas nonmigas, peningkatan ekspor juga terjadi karena pergerakan harga komoditas global yang mengalami peningkatan, seperti batu bara di Australia.
Laporan nilai impor bulan Juni 2021 adalah 17,23 miliar dollar yang terdiri dari 2,30 miliar dollar impor migas dan 14,94 miliar dollar impor nonmigas. Jika membandingkan penggunaan barangnya, maka nilai impor dari seluruh perdagangan pada bulan Juni 2021 mengalami peningkatan.
Pencapaian neraca perdagangan ini tidak lepas dari aktivitas manufaktur negara mitra dagang utama yang mempengaruhi seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Tingginya permintaan komoditas dalam negeri disebabkan oleh permintaan pasar global yang juga masih tinggi.
Tanda-Tanda Pemulihan Ekonomi Berlanjut
Masa pandemi Covid-19 seperti saat ini membuat banyak sektor mengalami kemunduran, terutama sektor ekonom. Namun, berangsur-angsur tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat. Salah satunya adalah dengan neraca perdagangan surplus di Juni 2021.
Kondisi surplus tersebut menjadi pertanda bahwa ekonomi telah mulai mengalami pemulihan yang akan terus berlanjut dengan semangat dan ketangguhan untuk meningkatkan perekonomian.
Ternyata, selain neraca perdagangan surplus pada bulan Juni 2021, ada beberapa hal lain yang menjadi tanda pemulihan ekonomi berlanjut. Berikut ini tanda-tanda pemulihan ekonomi berlanjut yang perlu Anda ketahui:
Penerapan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Covid-19
Penerapan protokol kesehatan yang tidak pernah berhenti menjadi salah satu indikator masyarakat mulai percaya dengan berkurangnya dampak pandemi. Pasalnya, mulai berkurangnya penderita korona dan ekonomi mulai berjalan normal.
Selain itu, vaksinasi covid-19 yang mulai dilakukan menjadi harapan baru masyarakat akan berakhirnya pandemi ini.
Saham dan Nilai Tukar Rupiah Mengalami Perbaikan
Jika Anda lihat beberapa bulan ke belakang, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami peningkatan. Banyak orang yang mulai percaya kembali dengan ekonomi lokal dengan berinvestasi.
Bahkan, nilai tukar rupiah yang mulai naik juga menjadi pertanda bahwa ekonomi akan segera pulih dan bisa berjalan seperti semula.
Harga Komoditas Mulai Meningkat
Harga komoditas global yang mulai terlihat meningkat juga menjadi pertanda bahwa ekonomi global sedang mengalami pemulihan yang signifikan.
Meningkatnya Kredit Usaha Rakyat
Kepercayaan rakyat pun mulai terlihat dengan banyaknya rakyat yang mulai meminjam uang dengan Kredit Usaha Rakyat atau KUR untuk memulai usaha mereka dan mengembangkan ekonomi bangsa.
Sekilas gambaran terkait neraca perdagangan surplus di Juni sudah Anda simak dengan baik. Mulai dari pengertiannya, penjelasannya hingga informasi komoditas yang mewujudkan surplus tersebut. Dengan mengetahuinya, Anda bisa memantau perkembangan ekonomi Indonesia yang terus maju dan berkembang.